Minggu, 04 September 2016

Kancil dan siput


Kancil dan siput Alam pedesaan yang subur, puluhan hektar sawah membentang hijau. Ditengah-tengah sawah tersebit, terdapat sebuah parit yang membelah sangat panjang. Pada parit tersebut tinggal sekelompok siput yang hidup rukun penuh kedamaian. Antara yang satu dengan yang lain saling tolong menolong, bahu membahu tanpa pandang bulu, yang tua menyayangi yang muda dan yang muda pun menyayangi yang lebih tua. Setiap pagi mereka pergi mencari makan . Ada diantara mereka yang berjalan menyusuri parit hingga sampai keujung. Namun ada juga yang menyebar sampai kedalam sawah-sawah yang ada disebelah kanan dan kiri parit. Ketika sore tiba, mereka mulai pulang kerumah masing-masing. Ada yang pulang membawa makanan untuk diberikan kepada anak-anak mereka yang belum bisa mencari makan sendiri. Pada suatu hari, tiba-tiba mereka didatangi oleh si Kancil. Dengan langkah yang begitu meyakinkan, si Kancil menyapa seekor siput yang agak jauh dari teman-temannya. “Selamat pagi Siput! Bagaimana kabarmu!” sapa si Kancil dengan wajah berseri-seri. “Baik-baik saja!” jawab Siput. “ Dan bagaimana denganmu?” “Seperti yang kamu lihat sendiri, aku tidak kurang apapun” jawab Kancil “Cil kenapa kamu disebut binatang paling cerdik?.” “Karena aku memang pintar!. Kata kancil dengan sombong. “Ohh, seberapa pintar otakmu? Tanya Siput. “Lho...kok tanyanya begitu? Kamu meledek ya ?” Tanya Kancil lagi. “Nggaaakk” jawab Siput. “Sudahlah Put, aku memang dikenal sebagai binatang paling pintar dan kau dikenal sebagai binatang paling malas karena jalanmu yang luambaaaat.” Tukas Kancil. “Cil, walau jalanku lambat tapi aku bukan pemalas. Kalau Cuma adu lari denganmu aku jamin kau pasti kalah.” “Lho...? kau menantangku adu lari cepat?” “Hanya untuk membuktikan bahwa bukan hanya kau yang berlari cepat!” “Huaaahahahahaaaaa.....Siput...Siput!” Kancil mengejek. “Kamu berani adu lari cepat Cil? Tanya Siput. “Wah...wah...Kau nekad ya Put. Baik kita berlomba lari cepat. Kapan dilaksanakan?” “Besok pagi!” jawab Siput dengan mantap. Si Kancil heran mendengar jawaban Siput yang seperti itu. “Baiklah besok pagi aku akan datang ke parit ini. Si kancil kemudian melangkah menuju hutan. Sedangkan Siput meneruskan usahanya untuk mencari makan. Baru setelah sore hari Siput pulang kerumahnya. Sesampai dirumah Siput berpikir keras untuk menemukan carayang paling tepat guna memberi pelajaran pada si kancil. Baru setelah tengah malam, Siput menemukan gagasan yang paling jitu. Malam itu juga ia segera menghubungi semua Siput yang ada disekitar tempat itu. Dengan sifatnya yang suka tolong menolong akhirnya semua Siput bersepakat untuk menaklukkan si Kancil dalam perlombaan lari besok pagi. Ketika matahari mulai muncul diufuk timur, semuaSiput sudah berkumpul ditempat yang telah ditentukan sebagai arena perlombaan. Satu persatu siput-siput tersebut mulai berjejer disepanjang parit. Mereka semua masuk kedalam air kecuali satu siput yang kemari bertemu dengan si Kancil. Setelah menunggu beberapa saat, si kancil pun datang ketempat tersebut. “Selamat pagi Siput! Apakah kamu sudah siap melawanku hari ini?” tanya si Kancil penuh percaya diri. “Oh..tentu Cil!. Karena aku tidak bisa berlari didaratan maka nanti aku akan berlari dalam parit. Sementara kamu nanti berlari diatas pematang sawah.” Kata siput menjelaskan aturan main mereka. “Saya setuju. Mari sekarang kita mulai!” jawab si Kancil yang sudah tidak sabar lagi. Setelah aba-aba dibunyikan, segera kedua binatang itu memulai perlombaan. Si Kancil langsung berlari diatas pematang sawah, sementara Siput langsung masuk kedalam air parit. Si Kancil berlari cukup cepat, dalam hatinya dia sudah yakin bahwa dirinyalah yang akan jadi pemenang. Setelah beberapa saat berlari, ia kemudian berhenti, ia ingin memastikan apakah Siput mampu mengejarnya ataukah masih jauh ketinggalan dibelakang?. “Siput...! Siput..! sampai dimanakah kamu sekarang?” teriak si Kancil untuk mengetahui posisi si Siput. “Kuk..” Hai Cil, Mengapa kamu baru sampai disitu? Aku sudah berada didepanmu.” Si Kancil terkejut melihat Siput muncul didepannya. Ia Tak menyangka kalau Siput mampu mendahului kecepatannya. Si Kancil pun berlari lagi, kali ini ia berlari lebih cepat lagi dan lebih cepat dari yang sebelumnya. Dirinya tidak ingin dikalahkan oleh Siput. Beberapa saat kemudian Kancil memanggil Siput lagi. “Siput .....!. Sampai dimanakah kamu sekarang?” Sambil menampakkan diri pada permukaan air, Siput pun menyahut, “Kuuk, hai...Cil ada apa?, megapa kamu tetap dibelakangku?” kata Siput itu. Berulangkali si Kancil memanggil siput untuk mengetahui posisinya, saat itu juga Kancil terkejut mengetahui kalau Siput selelu mendahului dia. Semua tenaga sudah dikerahkan, tapi tetap saja Siput selalu didepan. Akhirnya si Kancil pun tak sanggup meneruskan larinya. Ia kemudian mengakui bahwa Siput diam-diam dapat berlari dengan cepat sekali, jauh melebihi kecepatannya. Apa yang terjadi sesungguhnya, sehingga si Kancil bisa dikalahkan oleh Siput? Si Kancil ternyata kalah cerdik dengan dengan Siput. Dia tak menyadari kalau diparit itu sudah ada ratusan siput berjejer sampai diujung. Sehingga setiap kali dia memanggil Siput untuk mengetahui posisinya, saat itu pula muncul Siput yang berada didepannya. Jadi dengan begitu Siput yang memulai pertandingan dengan Kancil sebenarnya masih pada posisi semula dan tidak bergerak sama sekali. Namun tidak diketahui samasekali oleh Kancil sehingga diapun harus menerima kekalahan lomba lari atas Siput.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar