Minggu, 04 September 2016

Kancil dan Harimau


Kancil dan Harimau Kancil baru saja lepas dari bahaya maut. Para buaya yang lapar telah ditipunya metah mentah. Kancil kini bisa berjalan santai. Perutnya mulai lapar lagi karena tenaganya habis dipakai untuk berlari menjauhi sungai tempat buaya-buaya lapar berada. Kini ia berjalan ketepi hutan. Tapi .....Hup...! ada macan lapar datang menghadang langkahnya. “Cil, aku sudah tiga hari tidak makan daging....!” kata Harimau dengan liur yang mulai menetes. Dia sudah ingin sekali menyantap daging kancil. “Mau memakanku? Siapa takut?....boleh saja!” kata Kancil seperti tidak takut dan tanpa ada beban. “Betulkah Cil?. Kau mau ku makan?” tanya Harimau dengan girang dan dengan mata berbinar. “Aku maklum, aku kan hewan kecil, mau menolak juga tidak bisa.....tapi.....” “Kenapa Cil?” tanya harimau penuh keheranan. “Sebelum aku mati, ijinkan aku minta satu hal.” Kata Kancil “Apa itu Cil?” tanya Harimau. “Biarkan saya mencari makan sebentar saja disekitar sini, aku akan makan daun apa saja, syukur kalau ada mentimun.” Kata Kancil. “Baiklah Cil, permintaan terakhirmu kukabulkan.” Kata Harimau “Terimakasih Harimau yang baik, sekarang tolong pejamkan matamu barang sebentar.” “Lho....Kok pakai pejam mata segala Cil....? tanya Harimau. “Iya Harimau, seperti main petak umpet, toh aku tak bisa lari jauh darimu.” “Baiklah kancil! Kupejamkan Mataku!.” Lalu kancil berlari sekencang-kencangnya... “Sudah Cil?.” “Beluuuummm” jawab Kancil “Sudah Cil??.” “Belummmmm” jawab Kancil dengan suara agak sayup-sayup. Agaknya dia sudah berada cukup jauh. “Sudah Cil?” tanya Harimau lagi Kini Kancil tak menjawab lagi, Harimau segera membuka matanya. “Woww...! kemana kancil? Jangan-jangan dia menipuku.” Harimau berusaha mencari kesana kemari, namun sudah sekian lama dia tidak berhasil menemukannya. “Bodohnya aku..!” geram si Harimau. Mestinya aku tidak menuruti omongan si Kancil itu. Seharusnya begitu ketemu tadi langsung kumakan saja dia. Awas kau Kancil” Sementara itu kancil yang cerdik terus berjalan dan mencari persembunyian yang aman. Sesekali dia menoleh kebelakang, takut dan was-was apabila Harimau masih mengejarnya dari belakang. “Mudah-mudahan Harimau sakit perut, sakit gigi, tertusuk duri atau dimakan setan sehingga tidak bisa mengejarku” gerutu Kancil sambil terus berjalan cepat. Karena sering menoleh kebelakang, Kancil menjadi kurang waspada terhadap situasi didepannya. “Hup!.... aduh, hampir saja aku menabrak ular yang sedang tidur ini” kata Kancil sambil menahan langkahnya. Kancil pun istirahat tidak jauh dari posisi ular yang sedang tertidur itu sambil mulai mencari akal. “Cepat atau lambat Harimau itu akan menemukanku, lalu apa akalku agar bisa lolos dari dia lagi” pikir Kancil dalam hati. Saat itu hari semakin siang. Harimau semakin kelaparan. “Gerrr...” kancil kurang ajar! Sembunyi dimana pun kau , aku pasti menemukanmu. Aku mencium bau keringatmu dari kejauhan.” Geram Harimau itu. Tak berapa lama kemudian..... “Nahhhh....ini dia! Kata harimau dengan girang setelah menemukan Kancil. “Ssssssttt! Kata Kancil lirih, jangan bicara keras-keras Harimau! “Mau apalagi?...mau menipuku lagi??” tanya Harimau. “Tidaaaakkk! Tenaanggg! Sahut kancil dengan enteng. “Usus didalam perutku sudah meronta-ronta, aku sudah sangat luaaapaarrrrr. Sudahlah relakan dirimu kumakan.” “Sabaarrr, aku duduk disini sebenarnya sedang bertugas, aku diperintah Baginda Nabi Sulaiman.” “Jangan ngaco!!, apa tugasmu...? tanya Harimau. “Mari ikut aku,” sembari mengajak Harimau mendekati si Ular yang sedang tertidur tadi. Sepintas Ular itu seperti sabuk yang tergulung rapi. “Cilll ini kan Ular??” Harimau agaknya mengenal betul benda itu. “Wah bodohnya engkau nih. Ini bukan Ular hidup. Ini adalah sabuk Baginda Nabi Sulaiman, penguasa para binatang. Siapa yang memakai sabuk ini maka dia akan ditakuti seluruh binatang didunia ini.” Jawab Kancil. “Boleh kucoba Cill?” “Jangan...!” “Kalu tidak boleh, kau langsung kumakan.” Kata Harimau. “Ba....baiklahh kalau begitu,” jawab Kancil terbata-bata. Macan segera menjulurkan lidah dan lehernya kearah ular tidur tersebut. Ia bermaksud mengelus-elus sabuk itu terlebih dahulu sebelum memakainya. Sementara itu kancil mulai mundur perlahan-lahan untuk menjauhi Harimau tersebut. “Hemmm... halus juga sabuk ini..” desah Harimau sambil terus menjilati benda yang dianggapnya sabuk itu. Kemudian..... “Harimau kurang ajar...! tiba-tiba si Ular terbangun dari tidurnya.” Beraninya kau mengganggu istirahatku.” Maki ular tersebut. Secepat kilat ular tersebut membelit tubuh Harimau dan berusaha menggigitnya disana-sini. Harimau tak mau kalah, ia juga balas menggigit perut Ular dan mencakar-cakar tubuh ular itu. Keduanya bertarung seru dalam waktu yang lama. “Hihiihhihhiiiii!!” Kancil tertawa, aku tak mau tahu siapa yang akan menang dan siapa yang akan kalah, lebih baik aku menyingkir sejauh mungkin.......” “Selamat tinggal Harimau bodohhh” kata Kancil dalam hati. Dan untuk kedua kalinya, Kancil selamat dari kebuasan seekor Harimau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar