Minggu, 04 September 2016

Buaya tertipu lagi


Buaya tertipu lagi Siang itu matahari bersinar dengan panasnya. Membuat badan Kancil menjadi gerah dan lemas akibat kehausan. “Aku mandi ahhh...! kata Kancil Dengan hati tak sabar Kancil pun berlari kearah sungai. “How...airnya sangat jernih, pasti segar!” kata Kancil dengan semangat. Usai berenang, Kancil pun berendam sepuas-puasnya. Dia pun berenang kian kemari. “Asyikk...benar-benar segar!. Tanpa disadari oleh Kancil, sepasang mata Buaya mengintai dengan seksama dari balik semak-semak di pinggir sungai. “Kena kau nanti Cil!” desis Buaya dalam hati. “Sudah sejak dulu aku ingin menyantap dagingmu hidup-hidup, tapi tak pernah kesampaian. Sekarang tak boleh gagal lagi!. Kata Buaya sambil menyelam kedasar sungai sambil meluncur kearah Kancil bermain air. “Hup...!” sang Buaya menggigit Kancil tepat pada kantong kemaluannya. Tentu saja membuat Kancil Kaget dan merasa ketakutan. Sadar kalau Buaya sedang menggigitnya, maka akal Kancil mulai jalan. Ia menghentikan teriakan kaget dan kesakitan yang dirasakannya. Dia pun mulai berbicara dengan wibawa dan dengan suara yang tenang, “Hai Buaya, jangan gigit dompet sakti Nabi Sulaiman itu!” kata Kancil dengan tenang. Buaya pun terkejut mendengar ucapan Kancil tersebut. Ia mengendorkan gigitannya. “Apa maksudmu Cil? Tanya Buaya. “Yang kau gigit itu dompet Nabi Sulaiman yang dititipkan padaku” kata Kancil “Dompet apaan, kau mencoba menipuku lagi? Tanya Buaya dengan tidak percaya. “Ohh tidak.....!” dompet itu bernama pao-pao. Jika sampai robek maka kau akan terkena tulah dan kutukan, kau dan anak-anakmu hingga cucumu sampai tujuh turunan akan ditumpas hingga musnah!.” Kata Kancil. “Benarkah omonganmu itu, Cil?. Tanya Buaya agak grogi dan takut mendengar perkataan Kancil. “Aku tidak berhak memaksamu, tetapi kalau kau ingin kau beserta anak turunanmu musnah dan binasa, silahkan robek dompet itu, ayo gigit sekuat-kuatmu!” tantang Kancil. Buaya pun menjadi bertambah grogi “Tahukah kau dahsyatnya kutukan itu?” kata Kancil. “Kepalamu akan diremuk-remukkan, sepasang matamu akan dicongkel, tulang-tulangmu akan dihancur-leburkan serta keempat kakimu akan dipotong-potong, Wuihhh benar-benar mengerikan.” Kata Kancil. Karena takut mendengar ancaman dan kutukan itu maka Buaya melepaskan gigitannya pada kantong kemaluan Kancil. Tentu saja Kancil menjadi senang dan lalu cepat menyingkir dari hadapan sang Buaya. Ia berenang menjauh menuju tepian. Tetapi kemudian Kancil berbalik dan berkata “ Hai Buaya kalau nyawamu sudah rangkap tiga atau lima barulah kau boleh coba makan dompet ini. Tetapi kalau nyawamu cuma satu buat apa kau melakukan hal tolol, cari saja makanan lainnya.” Kata kancil lagi. “Cil...bagaimanapun caranya, aku ingin memakanmu!” teriak Buaya. Kancil segera berlari kedaratan sambil berkata, “Coba saja bila kau ingin binasa dalam kutukan.” Buaya masih grogi, namun ia tak mau kancil berlalu begitu saja. “Selamat tinggal Buaya, jaga nyawamu yang cuma satu itu” Kancil pun mulai berlari kedalam semak. Di dalam air gerakan Buaya mungkin lebih gesit, tetapi bila sudah dia darat Buaya tidak akan bisa mengejar Kancil. Buaya termenung sejenak, ingin rasanya mengejar Kancil lagi. Akan tetapi Kancil sudah jauh. Meninggalkannya. “Wah..., jangan-jangan Kancil Cuma ngibul!” pikir Buaya dalam hati. Kalau begitu, aku pasti sudah tertipu lagi....kata Buaya dalam hati. Demikianlah Kancil berhasil lolos untuk kesekian kalinya dari Buaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar