Minggu, 04 September 2016
Kancil dan Serigala(Gong Nabi Sulaiman)
Buaya tertipu lagi
Kancil dan Harimau
GAJAH YANG PINTAR
Kancil dan siput
Kancil Dan Serigala (Kuda Yang Malang).
Kancil dan Pak Tani
Kancil dan Kera
Kancil dan Jebakan Pak Tani
Kancil dan Harimau 2
Kancil dan Burung Puyuh
Kancil Dan Buaya
Kancil Dan Beruang(Suara Yang Merdu)
Kancil dan Babi Yang Sombong
Kancil dan babi yang sombong
Ada seekor babi yang badannya cukup gemuk, kakinya kuat dan pada mulutnya ada taring yang panjang. Dialah yang menjadi raja di hutan sana.
Babi itu sangat ditakuti oleh binatang-binatang lain . Tak seekor binatang pun disana yang berani melawannya. Anjing hutan tidak berani menantang. Bahkan singa yang terkenal sangat buas pun tak sanggup mengalahkannya. Tidaklah heran bila kekuatannya yang besar dan karena belum ada yang mengalahkan dirinya itu, dia dinobatkan menjadi Raja Babi. Sombongnya pun tidak kepalang.
Sewaktu Raja Babi berjalan melintasi kerumunan banyak binatang, dia berkata dengan lantangnya,” ayo, siapa yang berani melawanku?”
Mendengar tantangan Raja Babi yang demikian, semua binatang yang ada ditempat itu menjadi diam. Semua takut. Tidak ada yang berani berbicara sepatah kata pun. Dan dengan gayanya yang congkak, Raja Babi memperlihatkan kekuatannya kepada mereka semua dengan mendorong pohon mangga yang ada dihadapannya hingga tumbang. Patah berantakan. Demikian juga dengan dahan pohon jambu, disambarnya hingga tumbang. Tanah diseruduknya, habis berterbangan. Raja babi merasa tidak ada lawan lagi yang bisa menandingi dirinya.
Pada saat seperti itu datanglah Kancil ketempat tersebut. Raja babi berkata, “Hai Binatang kecil!, dari mana saja kamu??.
“Dari jalan-jalan mencari udara segar!” jawab Kancil.
“Mengapa kamu tidak mengajakku?” bertanya Raja Babi itu.
“Berjalan-jalan sendiri lebih enak, mengapa aku harus mengajak kamu?” kata Kancil.
Mendengar jawaban seperti itu, maka Raja babi menjadi tersinggung. Ia tidak menyangka bila binatang kecil itu berani berkata-kata seperti sedang meremehkan dirinya. Padahal selama ini semua binatang dalam hutan ini selalu tunduk dan takut kepada Raja Babi.
“Apa katamu?” ucap Raja Babi dengan nada marah. “Apakah kamu belum tahu kalau aku ini adalah raja hutan yang ditakuti semua binatang disini, sehingga kamu berani berkata-kata tidak sopan seperti itu? Apakah kamu tidak takut kepadaku??”
“Siapa taku” kata Kancil. Mengapa juga aku harus takut kepadamu” bukankah kekuatanmu biasa-biasa saja seperti binatang lainnya?”
Ucapan si Kancil yang demikian semakin membuat Raja Babi menjadi semakin panas hati. Kemarahannya sudah tidak bisa dibendung lagi.
“Dasar binatang kecil dan bodoh” sudah saatnya aku ini merasakan dagingmu yang lezat.” Kata Raja Babi dengan nada marah.
“Baiklah bila kamu menginginkan dagingku ini. Tapi syaratnya kamu harus bisa mengalahkanku dalam pertandingan yang akan kita laksanakan besok pagi ditempat ini. Kata Kancil menantang.
Besok kita akan bertarung untuk menentukan mana yang lebih kuat antara kamu dan aku. Bila kamu yang jadi pemenang silahkan saja kamu makan dagingku. Akan tetapi bila aku yang menang, maka kamu harus tunduk kepadaku dan mengakui bahwa akulah yang paling kuat didalam hutan ini.”
“Bagus sekali usulmu itu binatang kecil!” Sahut Raja Babi menyetujui tantangan si Kancil.
Semua binatang yang ada ditempat itui kemudian pulan ke rumah masing-masing. Mereka akan kembali ketempat itu besok untuk melihat pertandingan antara Raja Babi dengan si Kancil.
Benarkah Kancil akan bertindak sebodoh itu. Tidak... ia berani menantang Raja Babi karena ia sudah punya gagasan. Dua hari yang lalu sang Kancil sudah membuat topeng yang mirip dirinya. Bukan topeng sembarangan, bahannya terbuat dari bahan kayu yang sangat keras. Dengan ketekunan dan kesabarannya, akhirnya selesai juga ia membuat topi tersebut. Topeng itu mirip sekali dengan dirinya. Sehingga bila dipakai, Raja Babi akan sulit untuk mengenalinya. Malam itu Kancil sengaja berristirahat untuk mengumpulkan kekuatannya dan memperhalus topengnya agar persis dengan wajahnya.
Setelah fajar menyingsing, semua bbinatang sudah mulai berkumpul ditempat pertandingan. Mereka semua ingin menyaksikan pertandingan yang sangat langka itu. Sorak-sorai pun segera bergema saat Raja Babi tiba ditempat itu lebih dulu. Taka lama kemudian Sang Kancil pun juga telah tiba. Sekali lagi sorak-sorai dan tepuk tangan dari para penonton yang melihat pertandingan itu.
“Hidup Raja Babi!.....Hidup kancill.....” teriak penonton mengelu-elukan keduanya.
Setelah diberi aba-aba oleh sang Gajah, mulailah pertandingan itu. Raja Babi langsung mengeram dan langsung menyambar si Kancil dengan moncongnya. Si Kancil tidak berkelit tetapi menyambut dengan tenang sambaran itu Raja Babi tersebut.
Mula-mula Kancil terlempar beberapa depa oleh serudukan si Raja Babi, namun ia segera bangkit lagi menantang si Raja Babi. Sementara Raja babi merasa kesakitan yang amat sangat pada moncongnya dan tak menyangka kalau ternyata kepala si Kancil sangat keras.
Karena penasaran si Raja babi menyeruduk lagi, Kancil terlempar namun segera bangkit lagi dan mulai menantang lagi. Lama-lama moncong Raja Babi mulai lecet disana-sini, sementara si Kancil terlihat masih segar dan masih bisa berdiri dengan kokoh.
Raja Babi merasa moncongnya menjadi sangat sakit sekali dan akhirnya tidak sanggup meneruskan pertandingan sehingga si Kancil dinobatkan sebagai pemenang pertandingan dan Raja Babi harus mengakui bahwa si kancil lebih kuat darinya.
Langganan:
Postingan (Atom)